

Cikal bakal GRII Batam dimulai di tahun 1999, dari sekelompok orang yang memulai PRII (Persekutuan Reformed Injili Indonesia) di Carnaval 2000 , Batam Center dengan Pdt. Amin Tjung, M. Div ( †RIP) sebagai gembala sidang.
Dalam tulisan singkat tentang sejarah GRII Batam ini, pertama-tama kami akan menyoroti keunikan Batam karena letaknya yang strategis secara geografis, dilanjutkan dengan sejarah singkat, dan diakhiri dengan data terkini.
Keunikan Batam
Batam adalah salah satu pulau, sekaligus kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis, kota ini sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional dan memiliki jarak yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia. Pada 1970-an, ketika mulai dibangun oleh Otorita Batam, sekarang BP Batam, kota ini hanya berpenduduk enam ribu orang. Jumlah penduduknya meningkat dengan pesat melalui perpindahan orang-orang dari berbagai pulau dan daerah ke Batam. Itu sebabnya, masyarakat Batam dikenal sebagai masyarakat heterogen, terdiri dari beragam suku dan golongan. Pada 2017, jumlah penduduknya telah mencapai 1.062.250 jiwa. Selain itu, Batam juga dikenal sebagai pusat industri, baik industri berat seperti galangan kapal, fabrikasi, dan baja, maupun industri ringan, seperti elektronika dan garmen. Saat ini, bersama Bintan dan Karimun, Batam masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sejarah Singkat
Pada September 1998, Pdt. Amin Tjung memulai persekutuan perdana, dalam bentuk kelas Pemahaman Alkitab, di Carnaval 2000, milik Bpk. Joseph Tjakra. Saat itu, di Carnaval 2000, ruangan sebelah kiri dipakai GKI Batam Center untuk Kebaktian Minggu, sedangkan ruangan sebelah kanan dipakai PRII Batam untuk PA setiap Jumat malam. Sebelum Pdt. Amin sakit, Pdt. Romeo Mazo dan Vic. Maria Mazo juga datang secara bergantian untuk memimpin PA. Setelah Pdt. Amin sakit, PRII Batam dipimpin Pdt. Romeo sampai didewasakan menjadi MRII pada 10 Desember 2000. Dalam periode setelah menjadi MRII sampai dengan Januari 2002, hamba-hamba Tuhan yang melayani adalah Ev. Hendra Wijaya, sebagai mahasiswa praktik yang diutus Institut Reformed, Ev. Benny Pardosi, dan Ev. Timotius Fu. Selain itu, sejak menjadi MRII, Kebaktian Minggu diadakan dengan menyewa Ballroom Hotel Puri Garden di Pelita, sedangkan untuk PA Jumat, Sekretariat, dan Pastori, bertempat di Perumahan Rosedale E9, Batam Center.
Pada Februari 2002, Ev. Aiter diutus pertama kali untuk melayani di Batam. Saat itulah MRII Batam mulai menyewa satu unit ruko sebagai tempat Kebaktian Minggu dan PA di Kompleks Inti Batam Blok C No. 8, Sungai Panas. Setelah melayani selama setahun, pada 2003, Ev. Aiter digantikan oleh Ev. Rusdi Tanuwidjaja sebagai Gembala Sidang. Dalam sejarah dan perkembangan GRII Batam, tahun 2005 merupakan tahun yang sangat berkesan. Mengapa demikian? Karena di tahun itu terjadi tiga hal penting. Pertama, jabatan Gembala Sidang diambilalih Pdt. Aiter karena Ev. Rusdi lebih terbeban untuk melayani di bidang pendidikan. Kedua, pada 28 Mei 2005, MRII Batam didewasakan menjadi GRII. Ketiga, dengan meminjam dana dari GRII Singapura, GRII Batam membeli tiga unit ruko di Kompleks Inti Batam Blok I No. 6-8, Sungai Panas. Dengan anugerah Tuhan, dana yang dipinjam tersebut berhasil dikembalikan secara penuh sebelum jatuh tempo. Di tiga unit ruko inilah, semua kegiatan rutin GRII Batam, seperti Kebaktian Minggu, PA, Persekutuan Doa, dan Seminar-Seminar, dilaksanakan, dan itu berlangsung selama tiga belas tahun.
Setelah melayani selama dua tahun, pada 2007, Pdt. Aiter diganti oleh Pdt. Romeo sebagai Gembala Sidang. Pada 2008, berlangsung serah terima jabatan Gembala Sidang dari Pdt. Romeo kepada Ev. Christian Budiman. Setelah melayani selama delapan tahun, tepatnya pada April 2016, terjadi serah terima kembali jabatan Gembala Sidang dari Pdt. Christian kepada Pdt. Romeo.
Data Terkini
Beberapa hal penting terkait data terkini: (1) Jumlah Kehadiran dan Kegiatan Rutin. Saat ini, jumlah jemaat yang hadir dalam Kebaktian Minggu berkisar antara 270-300 orang. Selain Kebaktian Minggu dan Sekolah Minggu, kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan adalah PA Umum, Persekutuan Doa, PA Remaja, PA Pemuda, Persekutuan Wilayah (sekali sebulan), Penginjilan ke Rumah Sakit, dan KKR Regional. (2) Gedung. Pada 2010, GRII Batam membeli lahan seluas 19.500 meter persegi di Batam Center. Setelah enam tahun berselang, pada 20 November 2016, proses pembangunan fondasi dimulai. Pada Juli 2017, dimulai pembangunan struktur. Periode Agustus-Oktober 2017, gambar mengalami perubahan yang cukup signifikan sehingga pembangunan struktur berhenti sementara. Pada November 2017, pembangunan struktur dilanjutkan kembali. Pada Sabtu, 1 Desember 2018, dengan dipimpin langsung oleh Pdt. Stephen Tong, Aula Chapel, dengan kapasitas 280 tempat duduk, diresmikan sebagai tempat kebaktian. Sejak saat itu, Aula Chapel dipakai sebagai tempat Kebaktian Minggu. Direncanakan, Aula Utama, dengan kapasitas 1.230 tempat duduk, akan diresmikan pada Januari 2019. (3) Gembala Sidang saat ini adalah Pdt. Romeo Q. Mazo, M.Div.